Indonesia kembali memamerkan bermacam produk alat pertanian pada pameran pertanian dan kehutanan terbesar di Eropa, Foire de Libramont yang diselenggarakan di kota Libramont, Belgia pada tanggal 23-26 Juli 2010. Produk alat pertanian yang ditampilkan Indonesia mencakup peralatan pendukung pengolahan lahan pertanain skala menengah dan kecil seperti hand-sprayer, power-sprayer, dan pompa air.
Di stand Indonesia yang menempati lahan seluas 30 meter persegi tersebut juga disajikan berbagai produk olahan hasil pertanian, seperti kripik singkong aneka rasa, kacang kulit, kerupuk udang, dan tahu goreng yang disajikan bersama kopi khas Indonesia. Sehingga selain antusias melihat produk pertanian, para pengunjung juga dapat menikmati suguhan khas Indonesia yang disajikan selama pameran.
Di samping menampilkan produk, Indonesia juga memaparkan mengenai kebijakan pengembangan minyak sawit berkesinambungan (sustainable palm oil) sebagai bagian dari kebijakan energi nasional.
Menurut Atase Pertanian KBRI Brussel, Edy Hartulistiyoso, pemaparan kebijakan minyak sawit berkesinambungan penting dilakukan untuk memberikan pemahaman sebenarnya terhadap industri minyak sawit Indonesia.
Dari berbagai produk yang ditampilkan, produk alat-alat pertanian Indonesia sangat diminati oleh petani-petani di Uni Eropa. Sebagai contoh, hand-sprayer gendong merk Tasco dan power-sprayer merk Sanchin telah menarik perhatian para petani UE.
Menurut Atase Perdagangan KBRI Brussel, Oke Nurwan, produk Indonesia banyak diminati karena harganya yang sangat bersaing apabila dibandingkan dengan produk-produk sejenis buatan Eropa, namun tetap memiliki standar kualitas internasional.
"Diharapkan melalui pameran ini aka nada lebih banyak lagi produk mesin pertanian Indonesia yang akan dapat menembus pasar UE," demikian Oke Nurwan.
Menyambut animo yang besar tersebut, Direktur PT Agrindo Maju Lestari, Henry Haryanto Yap sangat antusias melihat bahwa produk alat pertanian akan semakin dikenal di Eropa. Ditambahkan bahwa pada kesempatan pameran ini pihaknya akan mencari distributor untuk kawasan Eropa guna memasarkan produk alat pertaniannya secara lebih baik.
"Kami sangat bangga dapat menampilkan produk asli Indonesia di pameran terbesar di Eropa ini, apalagi jika melihat antusiasme masyarakat yang mengunjungi stan Indonesia", timpal Henry.
Pada tanggal 26 Juli stan Indonesia juga dikunjungi oleh Menteri Pekerjaan Umum, Pertanian dan Pedesaan Wilayah Wallonia, Benoît Lutgen. Pada kesempatan tersebut, Menteri Lutgen mengucapkan terima kasih atas partisipasi Indonesia pada Pameran Libramont. Dalam perbincangan juga disampaikan mengenai potensi kerjasama antara Indonesia dengan wilayah Wallonia, Belgia.
Sebelumnya, Perdana Menteri (demisioner) Belgia, Yves Leterme juga menyempatkan untuk meninjau pelaksanaan Pameran Libramont. PM Leterme secara khusus menaruh perhatian pada produk pertanian tradisional. Dalam tinjauannya ke stan Kementerian Pertanian Belgia, Perdana Menteri Belgia tersebut terlihat sangat perhatian dengan masalah kebijakan harga jual produk pertanian di Belgia.
Sebagaimana diketahui, Belgia sangat dikenal dengan produk kentang olahannya (Frites), sehingga stabilitas harga jual di pasar akan sangat penting bagi kelangsungan produk pertanian tersebut. "Kami (red: pemerintah) hanya ingin produk pertanian Belgia dapat berlangsung lama dan pada akhirnya dapat menjadi salah satu penunjang perekonomian negara", demikian disamapaikan Leterme menjawab salah satu pertanyaan pengunjung.
Stan Indonesia pada Pameran Libramont berada di lokasi strategis, terletak di hall utama Walexpo, dan bersebelahan dengan stan Direktorat Pertanian Komisi Eropa dan stan Pemerintah Federal Belgia. Menurut Kuasa Usaha ad interim KBRI Brussel, Sri Hartanti Kustiningsih, partisipasi Indonesia pada Pameran Libramont ini telah dimulai tiga tahun lalu, dan saat ini telah menjadi program rutin Indonesia, dalam hal ini melalui KBRI Brussel.
Keikutsertaan Indonesia memiliki arti strategis mengingat Libramont merupakan pameran pertanian terbesar di Eropa, dan dihadiri oleh pengunjung dari berbagai wilayah. "Dengan demikian, produk dan kebijakan pertanian Indonesia akan dapat semakin dikenal di Eropa," imbuh Sri Hartanti.
Menurut perkiraan Panitia, pameran yang digelar selama 4 hari dan diselenggarakan di atas lahan seluas 10 hektar tersebut telah menyedot lebih dari 500.000 pengunjung, yang berasal dari berbagai negara di Eropa. Pameran diikuti oleh kurang lebih 500 produsen dari berbagai skala yang menampilkan berbagai produk, dari alat-alat berat pertanian hingga produk hasil pertanian dari berbagai negara.
Kota Libramont sendiri terletak sekitar 120 km sebelah tenggara ibukota Brussel dan merupakan bagian dari di wilayah Administratif Wallonia, Belgia. Lokasi strategisnya memungkinkan kemudahan akses dari negara-negara sekitar, seperti Perancis, Luksemburg dan Jerman.
Selain China, Indonesia menjadi satu-satunya wakil Asia pada Pameran Libramont 2010 ini. (RNW|PSN/KBRI Brussel)
|